Trending

Pemutusan Listrik Bolihutuo, Masyarakat Soroti Pengelolaan Dana, Kadis Pariwisata Angkat Bicara

GP Boalemo, 11 September 2024 – Kawasan obyek wisata Bolihutuo mengalami pemutusan aliran listrik oleh PLN, yang menimbulkan pertanyaan besar mengenai pengelolaan pendapatan dari tiket masuk yang selama ini dikumpulkan. Warga sekitar mengeluhkan kondisi ini, terutama karena listrik yang menjadi penunjang utama fasilitas wisata kini terhenti akibat tunggakan pembayaran.

Menurut warga, harga tiket masuk yang awalnya Rp 5.000 kini naik menjadi Rp 10.000. Namun, meski terjadi peningkatan tarif, pihak Dinas Pariwisata tampaknya kesulitan membayar tagihan listrik. Selain itu, setiap pedagang kuliner yang disediakan tempat di kawasan wisata ini juga dibebankan biaya sebesar Rp 250.000 per bulan. Kondisi ini membuat warga semakin heran dan mempertanyakan ke mana dana dari penjualan tiket dan sewa pedagang dialokasikan.

Warga yang kerap mengunjungi obyek wisata tersebut merasa khawatir jika masalah ini tidak segera diatasi, karena akan berdampak negatif pada jumlah kunjungan wisatawan yang selama ini menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat setempat. Masyarakat berharap ada transparansi dalam pengelolaan pendapatan dan solusi cepat dari pihak Dinas Pariwisata agar obyek wisata Bolihutuo kembali berfungsi normal.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Boalemo, Fatlina Podungge, menjelaskan bahwa biaya listrik di kawasan Bolihutuo mencapai Rp 21 juta per bulan, sedangkan biaya air berkisar antara Rp 7 juta hingga Rp 8 juta per bulan. Selain itu, biaya listrik dan air di kantor Dinas Pariwisata sendiri mencapai Rp 5 juta hingga Rp 6 juta per bulan.

“Di Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA), hanya dianggarkan untuk 7 bulan, yaitu sebesar Rp 140 juta untuk listrik dan Rp 60 juta untuk air, dengan kesepakatan akan ada tambahan alokasi saat perubahan anggaran,” jelasnya.

“Anggaran Dinas Pariwisata seharusnya berbeda dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya karena adanya beban pengelolaan obyek wisata Bolihutuo.” Tambahnya

Ia juga menyampaikan bahwa dirinya telah mengirimkan surat resmi sebanyak tiga kali kepada pihak PLN terkait dengan daya listrik yang ada di kawasan wisata Bolihutuo. Hingga kini, PLN belum memberikan tanggapan atas surat-surat tersebut.

“Saya baru bertugas di Dinas Pariwisata saya sudah menyurati PLN untuk menindaklanjuti masalah daya listrik di Bolihutuo. Namun, hingga saat ini, belum ada respons dari PLN,” jelas Fatlina.

Terkait pendapatan dari tiket masuk dan penyewaan cottage di Bolihutuo, Fatlina menegaskan bahwa seluruh pendapatan tersebut langsung masuk ke kas daerah karena Bolihutuo belum berstatus sebagai Badan Layanan Umum (BLU).

“Saat ini, semua pembayaran masuk ke kas daerah karena Bolihutuo belum menjadi BLU. Jika nanti statusnya berubah menjadi BLU, kami akan mengelola pendapatan Bolihutuo secara mandiri,” ungkapnya.

Show More

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button