Pemda Boalemo Turun Tangan, Orang Tua Tuntut Pembatalan Pengeluaran Siswa SMAN 1 Tilamuta
GP Boalemo, 18 Oktober 2024 – Sejumlah orang tua siswa SMAN 1 Tilamuta semakin keras menyuarakan desakan mereka kepada pihak sekolah agar memberikan kesempatan bagi siswa yang diduga melanggar peraturan sekolah. Para orang tua berharap sekolah bisa mempertimbangkan langkah-langkah yang lebih bijaksana, seperti pembinaan atau skorsing, ketimbang langsung memecat siswa dari sekolah.
Meskipun upaya mediasi telah dilakukan, termasuk melalui komunikasi dengan pihak Pemerintah Daerah (Pemda) Boalemo, tak ada titik temu yang dicapai. Pihak sekolah tetap bersikeras untuk mengeluarkan siswa-siswa tersebut, meskipun penolakan keras telah disampaikan oleh para orang tua.
“Kami meminta dengan sangat kepada kepala sekolah agar mempertimbangkan nasib anak-anak kami. Setiap anak berhak mendapatkan kesempatan kedua, apalagi mereka masih berada dalam masa pembelajaran. Tapi sejauh ini, permintaan kami diabaikan,” ujar salah satu orang tua siswa yang kecewa atas kebijakan tersebut.
Para orang tua menganggap keputusan untuk langsung mengeluarkan siswa sebagai tindakan yang tergesa-gesa dan tidak adil. Mereka merasa sekolah harus berperan dalam mendidik dan membina siswa, bukan hanya menghukum dengan cara yang bisa menghancurkan masa depan mereka.
“Sekolah seharusnya memberikan pembinaan, bukan mengeluarkan siswa begitu saja. Apa gunanya sekolah kalau tidak bisa membantu memperbaiki sikap anak-anak? Ini bukan soal melanggar aturan semata, tetapi juga soal mendidik mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik,” tambahnya.
Meskipun sudah ada upaya dari pihak Pemda Boalemo untuk menjadi penengah, hingga kini belum ada kesepakatan yang dicapai. Para orang tua berharap adanya kebijakan yang lebih adil dan berpihak pada pendidikan anak-anak, mengingat dampak dari keputusan ini bisa merusak masa depan akademis siswa yang terlibat.
“Keputusan ini sangat mengecewakan. Kami akan terus memperjuangkan hak anak-anak kami agar mereka tidak kehilangan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan,” tutup pernyataan salah satu orang tua yang geram atas tindakan sepihak sekolah.